Sabtu, 19 Maret 2016

B2SA

Generasi Sehat dan Cerdas Berkat Sarapan Sehat

Gambar 1. Piramida Gizi Seimbang
Gambar 1. Piramida Gizi Seimbang
Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Untuk membentuk anak yang sehat dan cerdas tentu kita harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terdiri dari faktor internal yaitu genetik dan faktor eksternal seperti lingkungan dan asupan makanan. Sumber pangan yang sehat dan bergizi tentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan karena setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh akan terserap oleh tubuh, terbawa aliran darah untuk menutrisi semua anggota tubuh termasuk otak. Oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan dalam memenuhi kebutuhan pangan terutama untuk anak-anak.
Saat ini pemerintah sedang menggalakan pemenuhan gizi yang lengkap dan seimbang melalui menu makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) bagi keluarga terutama anak-anak. Menu B2SA adalah aneka ragam bahan pangan (sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang dikonsumsi dalam jumlah seimbang untuk memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan serta tidak tercemar bahan berbahaya. Jadi dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari baik sarapan, makan siang dan makan malam harus terkandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan umur dan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan yang ideal.
Permasalahannya adalah belum semua anak terbiasa untuk sarapan atau apabila mereka sarapan maka menunya belum termasuk sarapan sehat yang sesuai dengan prinsip B2SA. Menurut data, hampir 60% anak Indonesia belum memiliki kebiasaan sarapan, penyebabnya adalah 59% sulit membangunkan anak dari tidurnya untuk sarapan, 19% sulit mengajak anak untuk sarapan, sulit meminta anak menghabiskan sarapan dan 6% khawatir anak terlambat sekolah karena sarapan [1]. Hasil penelitian menunjukan hampir separuh (44.6%) anak usia sekolah sarapan dengan kualitas gizi rendah, sekitar 44.6% energi, 35.4% protein, 67.8% vitamin A, 85.0% zat besi, 89.4% kalsium, dan 90.3% serat. Anak hanya memperoleh gizi <15% AKG dari sarapan. Padahal sarapan yang sehat diharapkan mampu memenuhi sekitar 15—30% AKG [2].
Sarapan sehat memberikan banyak manfaat bagi anak-anak diantaranya:
  1. Memberikan energi untuk memulai aktivitas setelah enam hingga delapan jam tubuh tidak mendapatkan asupan makanan setelah tertidur. Oleh karena itu, apabila anak tidak sarapan akan membuatnya menjadi lemah karena kekurangan energi
  2. Meningkatkan kecerdasan, seorang anak menjadi mudah untuk konsentrasi, aktif dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran ketimbang anak yang tidak sarapan
  3. Menghindarkan anak mengkonsumsi makanan yang kurang menyehatkan yang banyak ditemui di luar
  4. Menghindarkan resiko berat badan berlebih, karena apabila tidak sarapan akan mendorong anak lebih banyak makan disiang hari lantaran terlalu lapar
  5. Memenuhi pemenuhan gizi seimbang sehingga mengoptimalkan masa pertumbuhannya
Gambar 2. Persentase Porsi Makan Berdasarkan Waktu makan, Sumber Gambar: MWA Consulting and Training
Gambar 2. Persentase Porsi Makan Berdasarkan Waktu makan, Sumber Gambar: MWA Consulting and Training
Gambar 2 di atas menunjukan bahwa sarapan menyumbang porsi 20% terhadap pemenuhan kebutuhan pangan setiap harinya. Oleh karena itu sarapan tidak boleh dianggap sepele mengingat porsinya hampir sama dengan makan siang serta makan malam karena baik kelebihan maupun kekurangan gizi akan sangat berdampak pada tumbuh kembang anak. Seorang anak dengan usia 7-12 tahun membutuhkan 1800 hingga 2050 kilo kalori (kkal), dan kebutuhan protein 45 sampai 50 gram untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap hari. Besarnya porsi bagi pemenuhan gizi setiap harinya untuk anak usia 7-12 tahun berturut-turut, makanan pokok 4-5 porsi, lauk hewani 2-3 porsi, lauk nabati 3 porsi, sayuran 3 porsi, buah 3-4 porsi, susu 1 porsi (bisa diganti dengan lauk hewani), gula 2.5-3 porsi, minyak 4 porsi dan air 1.6-1.9 liter . Kebutuhan gizi tersebut harus terpenuhi dalam masa tumbuh kembang seorang anak.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan agar anak termotivasi untuk sarapan:
  1. Ajari anak untuk bangun lebih awal agar dia lebih siap memulai aktivitasnya dan menyempatkan waktu untuk sarapan
  2. Memberikan contoh kepada anak untuk sarapan sehat
  3. Sarapan dilakukan bersama dengan seluruh anggota keluarga sehingga anak lebih bersemangat. Sarapan bersama juga dapat menjadi media untuk mendekatkan anak dengan orang tua disela-sela aktivitas dan kesibukan masing-masing
  4. Menyajikan menu sarapan sehat yang variatif dan menarik agar anak tertarik mengkonsumsinya. Sarapan sehat adalah sarapan yang menyehatkan dan mampu memberikan asupan gizi lengkap serta seimbang bagi tubuh. Sarapan sehat harus mengandung cukup karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral serta rendah lemak. Berbagai sumber pangan sarapan sehat dapat dipadu padankan satu dengan lain sehingga membentuk perpaduan warna yang menarik.
Di bawah ini adalah beberapa contoh sarapan sehat yang dapat disajikan untuk anak-anak:
Nugget Tahu Sayuran, dalam menu ini terdapat sumber karbohidrat (terigu), protein (telur, tahu), Vitamin  dan Serat (sayuran), dan Lemak (minyak).
Gambar 3. Nugget Tahu Sayuran
Gambar 3. Nugget Tahu Sayuran
Nasi dan Lauk yang Dibentuk Menarik, nasi beserta lauk dan sayuran dibentuk semenarik mungkin agar anak termotivasi untuk sarapan. Sajikan dengan beragam sumber gizi dan warna yang berbeda.
Gambar 4. Nasi dan Lauk dibentuk menarik
Gambar 4. Nasi dan Lauk dibentuk menarik
Roti Panggang Seledri, disajikan bersama susu dan buah agar sarapan menjadi lengkap dan seimbang.
Gambar 5. Roti Panggang Seledri
Gambar 5. Roti Panggang Seledri
Oatmeal, tambahkan buah sebagai toping, misalnya buah pisang sebagai sumber serat. Oat kaya akan kalsium, zat besi, riboflavin dan vitamin A yang mampu memberikan energi lengkap bagi anak.
Gambar 6. Oatmeal dengan Toping Buah
Gambar 6. Oatmeal dengan Toping Buah
5. Apabila anak enggan melakukan sarapan maka ada baiknya membekali anak dengan makanan dari rumah untuk menghindari jajanan berbahaya di luar.
Gambar 7. Buatkan Bekal Apabila Anak Belum Mau Sarapan
Gambar 7. Buatkan Bekal Apabila Anak Belum Mau Sarapan
Sarapan sehat jelas sangat berperan dalam pemenuhan gizi lengkap dan seimbang. Manfaatnya sangat besar bagi perkembangan anak dalam rangka pembentukan generasi yang sehat dan cerdas. Oleh karena itu sarapan sehat tidak boleh dihiraukan. Biasakan anak untuk sarapan sejak kecil agar Ia tumbuh menjadi generasi yang sehat dan cerdas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar